JABAR, KASATU.ID - Kritik pedas terhadap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi muncul dari kalangan seniman terkait peran aktifnya dalam berbagai kegiatan seni dan budaya di Jawa Barat. Salah satu seniman yang menyuarakan kegelisahannya adalah Ari Dukun, seniman kawakan yang telah lama berkecimpung di dunia kesenian lokal.
Dalam pernyataan tertulis yang diterima redaksi pada Jumat, 11 Juli 2025, Ari menyampaikan bahwa Dedi Mulyadi seharusnya lebih bijak dalam memposisikan diri dalam ranah seni budaya. Ia menilai bahwa panggung seni semestinya menjadi ruang utama bagi para pelaku seni, bukan untuk didominasi oleh kepala daerah.
“Seharusnya urusan seni budaya ini diberikan kepada kami para pelaku seni. Jangan semuanya diambil oleh beliau. Kami ini ibarat ‘jukut di sisi jalan’ hidup dan mati sendiri tanpa diperhatikan,” ujar Ari Dukun.
Ari menyoroti bahwa dalam berbagai kegiatan seni dan budaya yang digelar Pemprov Jawa Barat, Gubernur Dedi Mulyadi hanya melibatkan kalangan tertentu yang dianggap sebagai kolega dekat. Menurutnya, hal ini menciptakan kesan eksklusif dan merugikan banyak seniman lainnya.
“Seharusnya bisa dibagi dengan yang lainnya. Kami juga seniman dan kami juga rakyat beliau. Jangan hanya karena kedekatan lalu yang lain tidak dipedulikan,” katanya.
Ari juga menegaskan pentingnya kolaborasi yang inklusif di dalam dunia seni. Ia mengingatkan bahwa kesenian memiliki banyak ragam dan pelaku dari berbagai latar belakang, sehingga keterlibatan secara merata sangat diperlukan.
“Kolaborasi itu penting dan harus melibatkan semua pihak. Seni itu luas, jenisnya banyak, pelakunya juga banyak. Kalau berlaku pilih kasih, nanti akan timbul kecemburuan,” tegasnya lagi.
Fenomena dominasi kepala daerah dalam ruang-ruang budaya memang bukan hal baru. Namun, kritik terbuka dari Ari Dukun menegaskan bahwa ruang ekspresi seni di Jawa Barat harus dijaga agar tetap adil dan terbuka untuk semua pelaku seni, bukan hanya segelintir pihak yang dekat dengan kekuasaan.
.RED