Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
KaSatu.id - To The Point

KaSatu.id - To The Point

  • Business
  • _Strategy
  • _Economy
  • _Finance
  • _Retail
  • _Advertising
  • _Careers
  • _Media
  • _Real Estate
  • _Small Business
  • _The Better Work Project
  • _Personal Finance
  • Tech
  • _Science
  • _AI
  • _Enterprise
  • _Transportation
  • _Startups
  • _Innovation
  • Markets
  • _Stocks
  • _Indices
  • _Commodities
  • _Crypto
  • _Currencies
  • _ETFs
  • Lifestyle
  • _Entertainment
  • _Culture
  • _Travel
  • _Food
  • _Health
  • _Parenting
  • Politics
  • _Military & Defense
  • _Law
  • _Education
  • Reviews
  • _Tech
  • _Streaming
  • _Tickets
  • _Kitchen
  • _Style
  • _Beauty
  • _Gifts
  • _Deals
  • Video
  • _Big Business
  • _Food Wars
  • _So Expensive
  • _Still Standing
  • _Boot Camp
  • Home
  • News
  • Politik
  • Ekonomi
  • Artis
  • Trending
  • Tekno
  • Oto
  • Dunia
  • Gaya
  • Sehat
  • Bola
  • Olahraga
  • Foto
HEADLINE HARI INI
  • Beranda
  • Aktivisme Mahasiswa
  • Keadilan Sosial
  • Kebijakan Publik
  • Kemiskinan
  • Kuningan
  • Mahasiswa
  • Opini Publik
  • Stunting

Rakyat Menderita, Mahasiswa Kuningan Malah Asyik Ngopi, Roy: Malu Nggak, Bro?

Oleh Redaksi
Juli 20, 2025

KUNINGAN, KASATU.ID - Mahasiswa adalah harapan terakhir masyarakat yang tertindas. Ia bukan sekadar pemilik Kartu Tanda Mahasiswa, tapi pemilik akal sehat terakhir di tengah absurditas kebijakan. Tapi lihatlah hari ini, apakah mahasiswa Kuningan benar-benar hadir? Atau justru tenggelam dalam kenyamanan kampus, sibuk mengurusi diri, dan bungkam saat rakyat menjerit?

Label “agen perubahan” hanya tinggal slogan basi. Kita mungkin bangga jadi bagian dari organisasi, komunitas, atau BEM, tapi jika tak mampu membaca kondisi sosial dan menyuarakannya, semua itu cuma formalitas kosong.

Beberapa Fakta yang Tak Bisa Kita Pura-Pura Lupa

1. Kemiskinan Masih Tinggi

Data mencatat kemiskinan di Kabupaten Kuningan masih stagnan di angka 11-12%. Di atas rata-rata Jawa Barat, bahkan nasional. Ini bukan sekadar angka, tapi potret kehidupan ribuan keluarga yang bertahan hidup dengan segala keterbatasan. Tapi sayangnya, mahasiswa hari ini lebih rajin menghitung likes daripada menghitung dampak dari alokasi anggaran yang tak efektif.

Kita duduk nyaman di perpustakaan ber-AC, sambil membaca teori pembangunan, tapi di luar sana, masih ada anak-anak yang sekolah tanpa alas kaki. Ironi bukan? Kita tahu semua rumus tentang kesejahteraan, tapi tak pernah menuntut perubahan ketika pemda salah prioritas.

2. 34.804 Warga Kehilangan Hak Bansos

Pencoretan bantuan sosial terhadap puluhan ribu warga mestinya jadi alarm keras bagi para intelektual muda. Tapi yang terjadi? Hening. Sunyi. Tak ada diskusi, tak ada tulisan, tak ada keberanian.

Ke mana mahasiswa ketika ketidakadilan ini terjadi? Apakah kita takut bersuara karena khawatir kehilangan akses ke “kenyamanan” kampus? Atau memang sudah terbiasa bersikap masa bodoh, selama diri sendiri tak terdampak?

3. Isu Stunting, Jalan Rusak, dan Pelayanan Publik yang Mandek

Stunting di Kuningan masih tinggi, jalan antar-desa penuh lubang, pelayanan publik lelet, dan RSUD bahkan diterpa berbagai masalah. Ini bukan hal baru. Tapi mahasiswa seakan telah kebal rasa tak tergugah, tak tergelitik, tak merasa perlu bersikap.

Kita sibuk membuat seminar yang hanya ramai selfie, bukan substansi. Padahal, dari balik kertas kerja kuliah, seharusnya lahir suara kritis dan solusi alternatif. Tapi yang lahir justru keheningan kolektif. Apakah kita lupa tugas kita?

Kita Ini Mahasiswa, Bukan Figuran Sosial

Apa jadinya negeri ini jika mahasiswa hanya jadi penonton sejarah? Yang belajar banyak teori tapi tak pernah turun menyelami realitas. Kita tidak kekurangan cerdas, kita hanya kekurangan yang berani dan peduli.

IPK bisa jadi tinggi, tapi nilai keberanian kita minus. Kita bisa jago presentasi di kelas, tapi gagap saat harus menyampaikan pendapat di forum publik. Dan lebih celaka lagi, kita bangga dengan itu.

Kita terlalu banyak gaya, terlalu sedikit isi. Terlalu sering bicara tentang perubahan dalam ruang-ruang tertutup, tapi tak pernah betul-betul menantang sistem di ruang publik.

Saatnya Kita Tampil, Bukan Cuma untuk Eksis, Tapi untuk Menggigit

1. Analisis Kebijakan, Jangan Cuma Komentar

Cukup sudah jadi komentator di medsos tanpa dasar. Sudah waktunya mahasiswa bicara berdasarkan data, bukan emosi. Bongkar anggaran publik, soroti ketimpangan, dan berani menelanjangi program yang hanya jadi proyek politik. Kalau bukan kita, siapa lagi?

2. Jangan Takut Melawan Kepentingan Elitis

Kebijakan publik hari ini terlalu sering ditulis oleh elite yang jauh dari rakyat. Mahasiswa harus jadi pembatas kekuasaan yang melenceng. Tak usah takut dimusuhi. Kita bukan pencari aman. Kita pencari keadilan.

Kalau mahasiswa hanya mau dekat kekuasaan tapi tak mau mengoreksinya, maka kita bukan agen perubahan, tapi agen peliharaan.

3. Bangun Diskusi, Riset, dan Gerakan

Diskusi publik tak perlu menunggu persetujuan rektorat atau izin dari dinas. Diskusi bisa dimulai dari warung kopi, dari tulisan kritis, dari riset kecil yang jujur. Kita hanya butuh keberanian untuk membuka mata dan menyusun langkah.

Jangan tunggu semua orang sepakat. Mahasiswa tak harus populer. Mahasiswa harus benar.

4. Bersatu Lintas Kampus, Jangan Sibuk Rivalitas Dangkal

Sudahi rivalitas antarorganisasi yang memalukan. Berhenti menganggap kampus lain musuh. Masalah rakyat kita sama. Mari bentuk koalisi gagasan, bukan kubu gengsi. Kalau elite politik bisa bersatu untuk korupsi, kenapa mahasiswa tak bisa bersatu untuk perubahan?


Gaya Tanpa Ketajaman Itu Cuma Kosmetik

Boleh tengil. Boleh stylish. Tapi pastikan otakmu tajam, hatimu hidup, dan keberanianmu nyata. Karena gaya tanpa substansi cuma menjadikanmu pajangan di era krisis ini.

Tak usah sok intelek kalau cuma bisa cuap di story. Tak usah merasa paling peduli kalau tak pernah menulis satu artikel pun soal kondisi daerahmu. Jadilah mahasiswa beneran, bukan influencer yang cuma jago lighting tapi hampa isi.


Akhir Kata: Kita Sedang Diawasi Sejarah

Sejarah sedang mencatat siapa yang bergerak dan siapa yang memilih diam. Jangan sampai nama kita tertulis sebagai generasi yang terlalu takut, terlalu nyaman, dan terlalu sibuk dengan diri sendiri.

Kuningan tak kekurangan masalah. Tapi boleh jadi, Kuningan mulai kekurangan mahasiswa yang benar-benar peduli.


Ditulis oleh: Roy Aldilah
Mahasiswa dari Kabupaten Kuningan yang percaya diam adalah bentuk pengkhianatan paling halus.
Tags:
  • Aktivisme Mahasiswa
  • Keadilan Sosial
  • Kebijakan Publik
  • Kemiskinan
  • Kuningan
  • Mahasiswa
  • Opini Publik
  • Stunting
Bagikan:
Baca juga
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Berita terkait
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Berita terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Tampilkan lebih banyak
Posting Komentar
Batal
Most popular
  • Korupsi di UPK Cibingbin Terbongkar, Nama Anggota DPRD dan ASN Ikut Disebut

    Juni 13, 2025
    Korupsi di UPK Cibingbin Terbongkar, Nama Anggota DPRD dan ASN Ikut Disebut
  • 9 Tokoh Kelahiran Kuningan yang Nama-nya Sudah Tidak Asing Lagi di Kancah Nasional

    April 26, 2025
    9 Tokoh Kelahiran Kuningan yang Nama-nya Sudah Tidak Asing Lagi di Kancah Nasional
  • Ribuan Rumah Subsidi di Kuningan Diduga Bermasalah, Rakyat dan Negara Dirugikan

    Mei 05, 2025
    Ribuan Rumah Subsidi di Kuningan Diduga Bermasalah, Rakyat dan Negara Dirugikan
  • Misteri Jalan Ciharendong: Kisah Mistis dan Kejadian Aneh yang Menghantui Pengendara

    April 27, 2025
    Misteri Jalan Ciharendong: Kisah Mistis dan Kejadian Aneh yang Menghantui Pengendara
  • Dana Desa Dialihkan Tanpa Musyawarah, Kepala Desa Diduga Langgar Aturan

    Mei 28, 2025
    Dana Desa Dialihkan Tanpa Musyawarah, Kepala Desa Diduga Langgar Aturan
Gila Temax
REDAKSI
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
Copyright © 2025 KASATU.ID from PT. SADAYA MEDIA UTAMA. All rights reserved.