Notification

×

Iklan

Iklan

Rokhmat Ardiyan Tokoh Inspiratif, Uha: Bukan DPR RI Biasa

Rabu, 16 Juli 2025 | Juli 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-15T17:01:00Z


H. ROKHMAT ARDIYAN, S.SOS., M.M.

KUNINGAN, KASATU.ID - Hari ini, Rabu, 16 Juli 2025, menjadi hari yang tak biasa bagi sosok H. Rokhmat Ardiyan. Di tengah kesibukannya sebagai anggota DPR RI dan pengusaha nasional, ia hari ini genap berusia 52 tahun. Sebuah angka yang bukan hanya menandai bertambahnya usia, tetapi juga menjadi cermin perjalanan panjang seorang anak bangsa yang telah mengukir jejak luar biasa, baik dalam dunia usaha maupun politik kebangsaan.


Ucapan selamat dan doa mengalir dari banyak pihak. Namun yang paling menyentuh datang dari seorang figur yang selama ini dikenal sangat kritis terhadap elite kekuasaan, Uha Juhana, Ketua LSM Frontal Kabupaten Kuningan. Dikenal sebagai pengawal moral birokrasi, Uha selama ini kerap bersuara tajam terhadap kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Tapi kali ini, dalam momentum ulang tahun Rokhmat Ardiyan, ia menanggalkan kritik tajamnya dan menggantinya dengan pernyataan reflektif penuh penghormatan.


Menurut Uha, Rokhmat Ardiyan adalah contoh langka dari seorang tokoh publik yang berhasil menjaga harmoni antara keberhasilan dan kerendahan hati. Di tengah dunia politik yang keras dan dunia bisnis yang penuh kompetisi, Ardiyan tetap menunjukkan karakter seorang pribadi yang sederhana, membumi, dan konsisten berpihak kepada masyarakat bawah.


Uha menilai Ardiyan tidak dibentuk oleh sistem elite, tapi dibentuk oleh kerja keras dan pengalaman jatuh bangun. Ia lahir dari lingkungan biasa, merintis usaha dari toko kecil, membangun bisnis secara bertahap dengan etika dan ketekunan, hingga berkembang menjadi pemilik grup usaha besar yang membuka lapangan kerja bagi ribuan orang. Baginya, keberhasilan Ardiyan bukan sekadar pencapaian individu, melainkan representasi kekuatan karakter dan visi yang tidak mudah ditempa oleh keadaan.


Rokhmat Ardiyan mendirikan Puspita Cipta Group yang kini dikenal di berbagai sektor mulai dari energi, kesehatan, kuliner, agrowisata, hingga properti. Namun yang tak kalah penting, Ardiyan tidak berhenti pada titik itu. Ia membawa semangat yang sama ke dunia politik, ketika akhirnya memutuskan maju dalam Pemilu 2024 dan terpilih sebagai anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Barat X.


Bagi Uha, ini bukan kemenangan elektoral biasa. Ia menyebutnya sebagai “kemenangan nilai.” Sebab Ardiyan maju bukan dengan kekuatan modal politik atau popularitas instan, tetapi dengan rekam jejak pengabdian dan konsistensi yang diam-diam dihargai masyarakat. Ini membuktikan bahwa rakyat masih punya harapan kepada tokoh yang jujur, bekerja diam-diam tapi memberi dampak besar.


Sejak duduk di Senayan, Ardiyan langsung dipercaya memegang peran strategis di Komisi XII dan menjadi Bendahara Banggar Fraksi Gerindra. Posisi ini memberinya ruang untuk memperjuangkan banyak hal, dari anggaran subsidi energi, pendidikan vokasi, hingga penguatan program ekonomi kerakyatan. Dan yang lebih penting, ia tidak kehilangan akar emosionalnya kepada Kuningan, tempat segalanya bermula.


Dalam pengamatan Uha, Ardiyan tetap sering hadir di tengah masyarakat. Ia bukan wakil rakyat yang hanya muncul saat pemilu. Ia turun ke desa-desa, berdialog dengan petani, pelaku UMKM, guru, tokoh agama, bahkan para pemuda. Kehadirannya bukan basa-basi. Ia mendengar, mencatat, dan merespon. Program pembinaan karakter siswa di Kuningan adalah salah satu bukti bahwa ia tidak hanya bekerja di atas kertas, tetapi benar-benar menyentuh akar persoalan sosial.


Uha menyebutkan bahwa Ardiyan adalah satu dari sedikit tokoh nasional yang menganggap pendidikan karakter sebagai prioritas. Di tengah arus teknologi dan disorientasi generasi muda, Ardiyan justru mendorong kegiatan pelatihan disiplin dan nilai bagi pelajar, dengan pendekatan lokal dan kepekaan budaya. Ini, menurut Uha, bukan semata program, tapi cerminan kepedulian jangka panjang terhadap masa depan bangsa.


Di sektor lingkungan, Ardiyan juga menunjukkan sikap tegas terhadap berbagai proyek yang berpotensi merusak alam. Dalam beberapa kesempatan, ia bersuara lantang menolak izin tambang di kawasan konservasi, serta mengawal transisi energi agar lebih ramah lingkungan. Bagi Uha, ini adalah keberanian yang jarang dimiliki politisi, apalagi di tengah tekanan banyak kepentingan bisnis besar.


Uha menyebut Ardiyan sebagai tokoh yang “tidak menginginkan pujian, tapi pantas dihormati.” Ia bukan tokoh yang sering tampil di baliho besar, tapi jejak pengabdiannya nyata dan hidup di tengah masyarakat. Ia tidak banyak bicara di media, tapi banyak bertindak di lapangan.


Momentum ulang tahun ke-52 ini, menurut Uha, adalah waktu yang tepat bagi masyarakat untuk kembali meneguhkan dukungan terhadap pemimpin yang berani jujur, berani dekat dengan rakyat, dan tidak menjadikan kekuasaan sebagai alat menindas. Ia berharap Ardiyan tetap terjaga dari rayuan kekuasaan yang bisa mengaburkan arah perjuangan.


Uha juga menyampaikan harapannya agar Ardiyan dapat terus menguatkan jejaring pembangunan berbasis desa, memperluas program sosial yang menyasar kelompok rentan, serta mendorong anak-anak muda untuk berani bermimpi dan membangun dengan cara yang jujur. Karena, menurutnya, bangsa ini tidak kekurangan sumber daya, tapi kekurangan keteladanan.


Di akhir pernyataannya, Uha menegaskan bahwa ucapan selamat ulang tahun yang ia sampaikan bukan sekadar formalitas. Ini adalah bentuk penghargaan moral kepada figur yang selama ini telah memberikan kontribusi nyata, menjaga jarak dari korupsi, dan menjalani politik dengan akal sehat serta hati nurani.


“Selamat ulang tahun yang ke-52 untuk Bapak H. Rokhmat Ardiyan. Semoga usia yang bertambah membawa keteguhan yang lebih dalam, keyakinan yang lebih kuat, dan keberkahan yang terus bertambah. Terima kasih karena telah menjadi cahaya di saat gelapnya kepercayaan publik terhadap elite. Teruslah menjadi milik rakyat,” pungkas Uha Juhana.


.RED


×
Berita Terbaru Update