Kajene Runiverse Tuai Sorotan Warga, Otong: Euforia Berlari, Lupa Hormati Waktu Ibadah
KUNINGAN, KASATU.ID - Gelaran Kajene Runiverse, Berlari dalam Terang Budaya yang berlangsung Sabtu malam (23/8/2025) di pusat Kota Kuningan diwarnai protes warga. Saat waktu salat Magrib berjamaah, dentuman musik dari persiapan acara terdengar begitu keras hingga mengganggu kekhusyukan ibadah warga Perumahan Korpri Cigintung.
Otong, warga setempat sekaligus Ketua Ormas Raja Edan, menyatakan kekecewaannya.
“Magrib itu waktu ibadah, tapi justru musik kencang diputar. Seolah panitia tidak peduli dengan suasana religius. Warga jelas terganggu,” ujarnya dengan tegas.
Sorotan ini menunjukkan panitia lalai dalam menata jalannya acara. Semestinya, kegiatan besar yang mengangkat tema budaya tidak justru berbenturan dengan norma sosial dan nilai keagamaan masyarakat Kuningan. Menurut warga, panitia lebih mementingkan euforia hiburan ketimbang menjaga harmoni dengan lingkungan sekitar.
Aturan sebenarnya sudah jelas bahwa setiap kegiatan yang menggunakan ruang publik wajib memperhatikan ketertiban dan kenyamanan warga, termasuk menghindari kebisingan pada waktu ibadah. Dengan mengabaikan hal tersebut, panitia dinilai gagal menunjukkan profesionalitas.
“Tidak ada yang menolak event olahraga dan budaya. Tapi kalau sampai mengorbankan ibadah, itu berarti panitia tidak matang mengatur waktu dan teknis acara. Seharusnya mereka bisa lebih peka,” tambah Otong.
Kajene Runiverse sendiri diikuti ratusan peserta dengan rute 5 kilometer dan dikemas sebagai fun night run. Event ini disebut-sebut akan menjadi agenda tahunan Kuningan. Namun protes warga menjadi peringatan serius bahwa tanpa manajemen yang sensitif terhadap nilai sosial-keagamaan, acara ini berisiko kehilangan dukungan masyarakat.
Kemeriahan lari malam memang penting, tetapi penghormatan terhadap ruang ibadah jauh lebih utama. Panitia perlu membuktikan bahwa semangat olahraga dan budaya bisa berjalan beriringan dengan penghormatan terhadap religiusitas warga.