KuninganSatu.com,- Ada rasa yang tak pernah benar-benar hilang. Seperti aroma serabi yang mengepul dari tungku kayu di sudut perempatan Jalan Apidik menuju Cigugur, Kuningan. Sabtu pagi, (24/5/2025), tokoh nasional Anies Rasyid Baswedan kembali merasakan serabi yang menyimpan kenangan masa kecil itu.
“Serabi ini sudah ada sejak saya kecil. Mungkin dari tahun 1960-an,” tutur Anies sambil tersenyum, mengenang masa-masa sederhana di tanah leluhurnya.
Ia mengenakan kemeja biru favoritnya pagi itu, dan menyempatkan mampir sarapan serabi khas Kuningan yang masih dimasak menggunakan kayu bakar.
Adalah Ibu Nina, generasi ketiga penjual serabi yang menjaga cita rasa otentik itu. Sejak usai Subuh, beliau sudah mulai memanggang adonan di atas tungku kayu.
“Kalau pakai gas, rasanya beda, Pak. Kurang enak,” ujar Ibu Nina sambil membalik serabi yang mulai matang.
Anies tampak akrab berbincang. Tak ada sekat antara dirinya dan masyarakat. Ia menyebut serabi ini sebagai sarapan semua orang Kuningan.
“Ini bukan cuma makanan, tapi bagian dari memori kolektif kita,” katanya.
Meski pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies tetap pulang dengan hati yang hangat saat mencicipi serabi di tempat kelahirannya.
“Semoga jualannya lancar terus ya, Bu Nina,” ucapnya ramah.
Serabi bukan sekadar kudapan. Di Kuningan, ia adalah rasa yang menyatukan kenangan, keluarga, dan harapan yang terus menyala dari tungku sederhana.
