Kisah Dibalik Djati Collections: Daster Dijahit, Karier Dirakit, Kanker Ditaklukkan!

KUNINGAN, KASATU.ID - ‘Berani’ bukanlah kata yang banyak orang pikirkan ketika memikirkan wirausaha. Tapi siapa bilang tidak demikian? Keputusan untuk mengambil alih masa depan keuangan seseorang, apa pun yang terjadi, tak bisa disebut apa pun selain berani. Dan spekulasi? Itulah keputusan yang diambil oleh setiap pengusaha sukses.

Sosok Gina Nurjati G, SE.Ak. adalah cerminan nyata dari keberanian itu. Ia benar-benar nekad memulai usahanya, merintis dari modal yang sedikit, dan mempelopori produksi pakaian daster home productions, karya orisinal anak pituin asli Kuningan.

Perempuan berdarah Sunda Arab ini bukan sekadar pelaku wirausaha biasa. Ia adalah ASN di Dinas Perhubungan, yang meski sibuk dengan tugasnya sebagai Staf Sub Bagian Program, tetap menjalankan usahanya tanpa lelah.

Produksi dasternya bukan hanya disukai pasar lokal, tapi juga sudah menjangkau pelanggan dari manca negara. Ketika ditanya siapa yang mengajaknya memulai dan kapan itu dimulai, Gina menjawab tanpa ragu.

“Saya sendiri, pulang kantor sampai subuh tiba, karena jam tidur saya berantakan. Daripada bengong, cukup sehari 2 jam tidur, selepasnya saya produksi," ungkap Gina, Sabtu (2/8/2025).

Tak sekadar menjual produk, Gina mengusung misi hidup menjadi inovator dan inspirasi bagi perempuan Kuningan. Ia ingin mendasterkan emak-emak Kuningan melalui karya yang ia beri nama Daster Kebangsaan Djati Collections.

Bagi Gina, berpenghasilan sendiri adalah bentuk kepuasan jiwa. Meski suaminya adalah ASN di Inspektorat Kabupaten Kuningan, itu tidak membuatnya berpangku tangan.

“Usia saya 39 tahun sekarang, di usia 40 tahun harus sudah kuat pondasi usaha dan karir saya,” ujarnya, dengan mata yang menyala penuh harapan.

Namun, jalan yang ia tempuh tidak selamanya mulus. Divonis kanker tiroid, menghadapi berbagai tekanan dan persoalan hidup, bukan perkara ringan. Tapi Gina tak membiarkan satu pun dari kesulitan itu menghalanginya. Ia tidak tumbang ia justru bangkit lebih kuat dari sebelumnya.

Dengan dukungan keluarga dan teman-teman dekat, serta semua yang telah ia lalui sebagai motivasi, Gina kini tidak hanya bertahan. Ia berkembang. Ia merambah ke bidang percetakan, jasa travel, dan katering.

Sebagai mantan Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gina paham bahwa perjuangan adalah panggilan jiwa. Ia tahu bahwa semua bakat dan keahlian adalah anugerah yang harus dijalankan.

“Allah sudah menciptakan kita dengan segala keahlian yang diamanahkan pada kita, kenapa tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,” tutupnya mengakhiri perbincangan dengan redaksi.

Cerita Gina bukan sekadar kisah tentang daster. Ini adalah cerita tentang harapan, keberanian, dan dedikasi seorang perempuan Kuningan yang memilih untuk tidak diam. Ia tidak hanya menjahit kain, tapi juga menenun masa depan bagi dirinya, dan bagi banyak perempuan lainnya.

.RED