Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
KaSatu.id - To The Point

KaSatu.id - To The Point

  • Business
  • _Strategy
  • _Economy
  • _Finance
  • _Retail
  • _Advertising
  • _Careers
  • _Media
  • _Real Estate
  • _Small Business
  • _The Better Work Project
  • _Personal Finance
  • Tech
  • _Science
  • _AI
  • _Enterprise
  • _Transportation
  • _Startups
  • _Innovation
  • Markets
  • _Stocks
  • _Indices
  • _Commodities
  • _Crypto
  • _Currencies
  • _ETFs
  • Lifestyle
  • _Entertainment
  • _Culture
  • _Travel
  • _Food
  • _Health
  • _Parenting
  • Politics
  • _Military & Defense
  • _Law
  • _Education
  • Reviews
  • _Tech
  • _Streaming
  • _Tickets
  • _Kitchen
  • _Style
  • _Beauty
  • _Gifts
  • _Deals
  • Video
  • _Big Business
  • _Food Wars
  • _So Expensive
  • _Still Standing
  • _Boot Camp
  • Home
  • News
  • Politik
  • Ekonomi
  • Artis
  • Trending
  • Tekno
  • Oto
  • Dunia
  • Gaya
  • Sehat
  • Bola
  • Olahraga
  • Foto
HEADLINE HARI INI
  • Beranda
  • Bahaya Obat
  • Kesehatan
  • Narkotika
  • Penyalahgunaan Obat
  • Tramadol

Tramadol: Obat Pereda Nyeri yang Berubah Jadi ‘Bom Waktu’ Kesehatan!

Oleh Redaksi
Agustus 12, 2025


KUNINGAN, KASATU.ID - Tramadol adalah obat analgesik golongan opioid sintetis yang dikembangkan pertama kali pada tahun 1977 di Jerman. Secara kimia, tramadol bekerja dengan memengaruhi sistem saraf pusat, mengikat reseptor opioid μ (mu) dan menghambat reuptake serotonin serta norepinefrin. Mekanisme ini membuatnya efektif dalam meredakan nyeri sedang hingga berat. Tramadol sering diresepkan untuk pasien pascaoperasi, penderita nyeri kronis akibat kanker, atau kondisi medis tertentu yang memerlukan pengendalian rasa sakit.


Berbeda dengan morfin yang memiliki efek lebih kuat, tramadol diklaim memiliki risiko ketergantungan yang lebih rendah jika digunakan sesuai aturan medis. Namun, sifatnya yang memengaruhi kerja otak menjadikannya rentan disalahgunakan. Dalam bentuk tablet, kapsul, maupun cairan injeksi, tramadol biasanya dijual dengan dosis 50 mg hingga 100 mg per butir. Pemakaian melebihi dosis resep dokter dapat memicu efek samping serius bahkan kematian.


Di Indonesia, tramadol termasuk dalam daftar obat keras yang hanya boleh diperoleh dengan resep resmi dokter dan pengawasan apoteker. Sayangnya, di lapangan, peredaran ilegal tramadol cukup masif, terutama di kalangan remaja dan pekerja dengan jam kerja panjang. Kemudahan mendapatkannya melalui jalur gelap membuat pengawasan sulit dilakukan. Fenomena ini menjadi perhatian serius dunia medis dan aparat penegak hukum.


Tramadol ilegal yang beredar sering kali tidak terjamin kualitas dan keamanannya. Banyak ditemukan tablet yang mengandung campuran zat lain atau dosis tidak sesuai, sehingga meningkatkan risiko keracunan. Bahkan, beberapa kasus overdosis tramadol di Indonesia terjadi karena konsumsi obat yang sudah dipalsukan.


Karena itulah, memahami kandungan dan penggunaan resmi tramadol menjadi penting. Edukasi publik tentang fungsi sebenarnya dari obat ini diharapkan dapat menekan angka penyalahgunaan yang semakin mengkhawatirkan.


Penggunaan Resmi Tramadol dalam Dunia Medis


Dalam dunia medis, tramadol diresepkan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat yang tidak dapat ditangani dengan obat pereda nyeri biasa seperti parasetamol atau ibuprofen. Obat ini kerap digunakan untuk pasien pascaoperasi besar, penderita kanker stadium lanjut, atau pasien dengan gangguan nyeri neuropatik. Dokter biasanya memulai terapi tramadol dengan dosis rendah dan meningkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan dan respons pasien.


Tramadol juga digunakan sebagai terapi nyeri kronis, namun harus diimbangi dengan evaluasi berkala untuk meminimalkan risiko ketergantungan. Dokter akan menilai manfaat dan efek samping secara berkala, serta mempertimbangkan penghentian obat bila pasien sudah tidak membutuhkannya. Dalam prosedur medis, tramadol dapat diberikan secara oral, intravena, atau intramuskular.


Penggunaan tramadol diatur ketat oleh regulasi farmasi. Di Indonesia, obat ini termasuk daftar obat keras (daftar G) yang penjualannya hanya boleh melalui apotek resmi dengan resep dokter. Hal ini untuk memastikan bahwa pasien mendapat dosis yang sesuai, serta meminimalkan potensi penyalahgunaan.


Walaupun efektif, tramadol bukanlah pilihan pertama untuk semua jenis nyeri. Dokter akan mempertimbangkan jenis nyeri, penyebabnya, riwayat kesehatan pasien, dan kemungkinan efek samping sebelum meresepkannya. Misalnya, pasien dengan riwayat gangguan kejang atau depresi berat biasanya dihindarkan dari penggunaan tramadol karena risiko komplikasi yang tinggi.


Kesalahan dalam penggunaan tramadol, baik dosis terlalu tinggi maupun penggunaan bersama obat atau alkohol, dapat berakibat fatal. Oleh sebab itu, peran edukasi pasien menjadi kunci utama agar obat ini tidak disalahgunakan.



Efek Konsumsi Tramadol dalam Jangka Pendek


Efek tramadol dapat dirasakan dalam waktu 30 hingga 60 menit setelah dikonsumsi, tergantung bentuk sediaannya. Efek utamanya adalah meredakan nyeri dengan cara memblokir sinyal rasa sakit yang dikirim ke otak dan mengubah persepsi otak terhadap rasa sakit tersebut. Dalam dosis sesuai resep, tramadol dapat memberikan kenyamanan pada pasien yang mengalami nyeri hebat.


Namun, selain efek menghilangkan nyeri, tramadol juga dapat menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, pusing, mulut kering, sembelit, hingga kantuk berlebihan. Pada sebagian orang, tramadol dapat menimbulkan euforia atau rasa rileks yang berlebihan, efek inilah yang sering dicari oleh pengguna yang menyalahgunakannya.


Penyalahgunaan tramadol dalam jangka pendek dengan dosis tinggi dapat menyebabkan gangguan koordinasi, penurunan kesadaran, kesulitan bernapas, bahkan kejang. Risiko ini meningkat jika tramadol dikonsumsi bersama alkohol, obat penenang, atau narkotika lain.


Bagi pengguna pemula yang mencoba tramadol untuk tujuan non-medis, efeknya bisa sangat membahayakan. Reaksi tubuh yang tidak terduga dapat mengakibatkan keracunan akut. Beberapa laporan kasus di Indonesia menunjukkan bahwa overdosis tramadol dapat menyebabkan koma dan kematian, terutama pada anak muda.


Itulah mengapa peringatan keras selalu diberikan kepada siapa pun yang mencoba menggunakan tramadol tanpa pengawasan dokter. Penggunaan tidak sesuai resep sama saja dengan mempertaruhkan nyawa.


Bahaya dan Efek Jangka Panjang Penyalahgunaan Tramadol


Penggunaan tramadol secara berulang dan di luar pengawasan medis dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis. Tubuh akan beradaptasi terhadap keberadaan obat ini sehingga membutuhkan dosis yang semakin tinggi untuk mendapatkan efek yang sama. Ketika konsumsi dihentikan mendadak, pengguna dapat mengalami gejala putus obat seperti gelisah, insomnia, diare, mual, keringat dingin, dan tremor.


Efek jangka panjang lainnya termasuk kerusakan hati dan ginjal akibat metabolisme obat yang terus-menerus. Tramadol juga memengaruhi sistem saraf pusat dalam jangka panjang, yang dapat memicu gangguan kejiwaan seperti depresi, halusinasi, dan gangguan kecemasan.


Penyalahgunaan tramadol juga berisiko memicu kejang, bahkan pada orang tanpa riwayat epilepsi. Risiko ini semakin tinggi jika tramadol dikombinasikan dengan obat-obatan atau zat lain yang memengaruhi otak. Pada pengguna jangka panjang, sistem pernapasan dapat terganggu karena efek depresan pada pusat pernapasan di otak.


Selain itu, penyalahgunaan tramadol berdampak sosial yang serius. Banyak kasus di mana pengguna menjadi tidak produktif, kehilangan pekerjaan, atau terlibat masalah hukum akibat kecanduan. Pada remaja, kecanduan tramadol dapat mengganggu perkembangan otak dan kemampuan belajar.


Efek-efek inilah yang membuat tramadol menjadi perhatian dunia kesehatan dan hukum. Penegakan hukum yang tegas dan edukasi publik adalah dua strategi yang harus berjalan bersamaan untuk mencegah penyalahgunaan.


.RED

Tags:
  • Bahaya Obat
  • Kesehatan
  • Narkotika
  • Penyalahgunaan Obat
  • Tramadol
Bagikan:
Baca juga
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Berita terkait
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Berita terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Tampilkan lebih banyak
Posting Komentar
Batal
Most popular
  • Bupati Kuningan Menunjuk Wahyu Hidayah Sebagai Pj Sekda, Uha: Keputusan Tepat Mendorong Perubahan

    Agustus 20, 2025
    Bupati Kuningan Menunjuk Wahyu Hidayah Sebagai Pj Sekda, Uha: Keputusan Tepat Mendorong Perubahan
  • Breaking News! Jadwal Pengadaan PPPK & ASN Resmi Diperpanjang, Cek Detailnya Sekarang!

    Agustus 21, 2025
    Breaking News! Jadwal Pengadaan PPPK & ASN Resmi Diperpanjang, Cek Detailnya Sekarang!
  • Gempa Dahsyat Guncang Bekasi, Getarannya Sampai Jakarta dan Bandung! Ini Penjelasan Lengkap BMKG

    Agustus 20, 2025
    Gempa Dahsyat Guncang Bekasi, Getarannya Sampai Jakarta dan Bandung! Ini Penjelasan Lengkap BMKG
  • Editorial: OB Sekda Kuningan 2025, Sudah Ada Calon Pemenang?

    Agustus 17, 2025
    Editorial: OB Sekda Kuningan 2025, Sudah Ada Calon Pemenang?
  • Kramatmulya Darurat Narkoba? Surat Kaleng Jadi Alarm Keras untuk Aparat

    Agustus 20, 2025
    Kramatmulya Darurat Narkoba? Surat Kaleng Jadi Alarm Keras untuk Aparat
Gila Temax
REDAKSI
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kode Etik
  • Kebijakan Privasi
Copyright © 2025 KASATU.ID from PT. SADAYA MEDIA UTAMA. All rights reserved.