KUNINGAN, KASATU.ID - Sebanyak 14.014 siswa baru tingkat SMP di Kabupaten Kuningan resmi mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2025/2026. MPLS tahun ini berlangsung selama lima hari dan mengusung tema ramah anak, sesuai arahan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kuningan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kasi Kurikulum SMP Disdikbud Kuningan, Dr. Udin Khairudin, dalam sesi wawancara bersama media pada Senin (21/7/2025). Ia menegaskan bahwa pendekatan humanistik menjadi landasan pelaksanaan MPLS tahun ini.
“Kami sudah menyosialisasikan kepada seluruh satuan pendidikan agar MPLS mengedepankan sikap ramah dan pendekatan humanistik, terutama kepada siswa baru kelas 7,” ujarnya.
Pembentukan Karakter dan Literasi Jadi Fokus
Selama lima hari MPLS, peserta didik tidak hanya diperkenalkan pada lingkungan sekolah dan tata tertib, tetapi juga dibekali dengan materi literasi, numerasi, pendidikan karakter, hingga wawasan kebangsaan.
MPLS juga melibatkan kakak kelas melalui OSIS untuk membangun kepercayaan diri siswa baru serta menciptakan suasana sosial yang nyaman dan suportif.
“Termasuk kegiatan religius seperti salat Dhuha, tadarus, dan kegiatan adiwiyata juga menjadi bagian dari penguatan nilai-nilai karakter,” imbuh Khairudin.
Sekolah Lima Hari dan Masuk Pukul 06.30
Tahun ajaran baru ini, SMP di Kabupaten Kuningan secara resmi menerapkan kebijakan sekolah lima hari tanpa hari Sabtu dan memulai aktivitas belajar pukul 06.30 pagi. Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari surat edaran Gubernur Jawa Barat yang telah disosialisasikan ke seluruh daerah.
“Kebijakan ini sejalan dengan semangat ‘7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat’. Suasana pagi yang segar diharapkan bisa membangkitkan semangat belajar siswa,” kata Khairudin.
Larangan Bawa HP dan Motor Masih Dikaji
Disdikbud Kuningan juga telah menerbitkan surat edaran larangan siswa membawa handphone ke sekolah. Langkah ini diambil sebagai bentuk pencegahan kecanduan gawai di kalangan pelajar.
Adapun mengenai larangan membawa sepeda motor bagi siswa, Hairudin menyebut kebijakan tersebut masih dalam tahap kajian dan sosialisasi. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mitigasi risiko kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas.
Dukung Program Kuningan Melesat
Disdikbud turut mendukung visi “Kuningan Melesat” (Maju, Lestari, Agamis, dan Tangguh) melalui berbagai program unggulan, seperti:
Gerbang Berkah: Gerakan membangun kebersamaan yang agamis di sekolah setiap Jumat pagi.
Pagiku Cerahku: Gerakan sapa pagi antara guru dan siswa untuk membangun kesiapan psikologis sebelum belajar.
Muatan Lokal Gunung Ciremai: Dilaksanakan di jenjang SD dan SMP sebagai bagian dari pelestarian budaya lokal.
Smart Service Pendidikan Melesat: Inovasi layanan pendidikan digital yang akan segera diluncurkan.
11 Ribu Anak di Kuningan Masuk Kategori ATS
Hairudin juga membeberkan bahwa jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kuningan masih cukup tinggi, yakni sekitar 11.000 anak dalam rentang usia 7–25 tahun. Mereka terdiri dari anak putus sekolah, yang lulus tapi tidak melanjutkan, dan yang belum pernah sekolah.
“Pak Kadis sudah menyiapkan formulasi khusus untuk penanganan ATS, mulai dari sosialisasi hingga pendampingan. Mudah-mudahan tahun ini angka ATS bisa ditekan,” harapnya.
.RED